MAGANG DI BALI (Part 1)


Bali Juli-Agustus 2016,

Assalamualaikum wr wb,
Hai aku sera dan sedang membersihkan sarang laba-laba karena lama sekali ini blog aku tanggalkan. Di tulisan kali ini aku mau ceritain pengalaman aku di dunia yang masih aku belajari sampai sekarang, seperti yang sudah diketahui aku adalah mahasiswa perikanan (alumni, maaf). Cerita kali ini dimulai saat semester 6, waktunya mahasiswa fakultas kami untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Magang. Di Fakultasku kebetulan tidak ada KKN, jadi langsung magang selama 40-50 hari.
Sebelumnya, kami harus berdiskusi dengan dosen pembimbing,  menentukan judul, menentukan tempat kerja atau balai mana yang akan kami tempati, memilih komoditi apa yang akan kita tekuni, dan kirim proposal ke tempat magang (Jika tempat/balai menolak, kami harus mengulang prosedur tadi dari awal). Saya langsung terpikir mau ambil komoditi udang atau kerang mutiara. Setelah menentukan komoditi apa yang diambil baru kita cari tim, iya cari tim ini belakangan kenapa? Ya karena tim ini harus ambil komoditi yang sama cuma judul aja yang berbeda. Finally, aku se-tim dengan si semog the one and only, Stefanie. 

Malang, Juni 2016 (Lupa tanggal pokoknya sebelum hari raya)
Penentuan tempat magang, kami pengen di Bali (titik). Bali bagian mana terserah pokoknya Bali (diniatkan magang + liburan) kapan lagi si anak perikanan satu ini nyolong-nyolong liburan luar pulau, ke kota sebelah aja magrib belum pulang udah dicariin emak. Btw, jadinya aku ambil pembenihan udang Vaname dan Stef ambil pemuliaan udang Vaname. Tempat kerja kita: Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem, Bali. Aku dan Stef googling2 tu disebelah mana ini tempat kita magang, Ya Allah setelah liat map ini di Bali pucuk deketan Gunung Agung seberang udah Pulau Lombok.

Bali, 25 Juli 2016
Siang hari kami siap-siap untuk perjalanan ke Karangasem dengan bermodalkan Googlemap. Perjalanan sekitar 3 jam melewati daerah pesisir lalu hutan dan bukit-bukit, akhirnya kita masuk ke sebuah gang (karena didepannya ada petunjuk “Broodstock Center Vaname”). Kok makin terus ini jalan makin sempit sudah gitu jalanan berbatu lewat bukit-bukit, sawah kampung yang cuma sekelumit, kandang-kandang babi, hutan hutan, padang rumput, bukit lagi dan.... Balai kita. Nyali menciut, karena tempat kami magang jauh dari keramaian. Sampailah kita di Balai. Deskripsi letak BPIU2K; belakang balai langsung pantai laut selatan, kirinya ada bukit gatau ada bukit apa tapi aku yakit tempat itu dibuat sembayangan juga karena banyaknya bendera berwarna yang aku tidak tahu maknanya apa, sebelah kanan ada sungai muara langsung ke pantai dan aku menebak itu adalah sungai aliran lahar dari Gunung Agung (Kalo Ga Salah), depan balai ada padang rumput luas banget ada rumah warga +- 5 rumah.
Kemudian,  kami menghadap ke satpam dan kebetulan disitu ada staff balai juga, kamipun mengisi buku tamu terlebih dahulu kemudian kami diantar ke guess house. Kepada bapak staff saya bertanya “pak, gak ada mess khusus anak magang ya kok kami ditempatkan di guess house?”. Bapak staff menjawab “ iya ada tapi itu udah penuh jadi kalian tinggal disini sementara”. (saya lupa nama bapaknya siapa). Kesan guess house pertama kali saya masuk: bersih, besar (ada 2 lantai, 3 kamar, dapur dan 2 kamar mandi), ada lukisan-lukisan dan creepy, depan guess house kami ada pura besar. Guess house ini letaknya di ujung paling kanan balai, sementara mess mahasiswa dan karyawan di unjung paling kiri.
Karena saya penakut dan stefani lebih penakut lagi L, kami sedih ketika tante stef pamit pulang dan hanya tinggal kami berdua di rumah itu. Magrib saya lihat ke jendela diluar gerimis(menambah kesan-kesan menakutkan saja), saya sholat dan ngaji (gak tanggung-tanggung aku baca alquran keras banget, udah izin ke stef dia bilang gapapa, karena aku takut). Setelah itu, kita makan dan lihat TV biar ga krik-krik banget. Kemudian, gerimis datang lumayan lama dan kamipun menutup pintu depan. Habis makan kita beresin piring DAN TETIBA BRAKKKK PINTU DEPAN KAYAK ADA YANG BUKA DAN BANTING. Aku teriak saking takutnya, mau perika keluar tapi kami udah ngejer duluan dong. Kemudian setelah agak tenang, kami memberanikan diri untuk periksa keluar dan taraaaa pintu kebuka dikit (Cuma 5 cm, padahal sebelumnya kami udah tutup sampe ceklek dan itu gak kondisi angin cuma gerimis aja gak ada hawa dingin loh).
“Stef aku takut”. “Ya sama”. “Keluar aja yuk stef ke pos satpam dari pada disini”. Kita keluar dan lari kenceng sampek digonggongin anjing. Sampai di pos satpam, kita cerita kalau takut tinggal di guess house pak satpamnya cuma mesem aja dong (DISINI KAN AKU JADI HERAN SIH). Gak lama ada pegawai datang, kami berkenalan. Namanya Pak Firdaus orang Banyuwangi (Kalo ga salah), setelah ngobrol ternyata dia alumni BP UB dong. Terus ditanya udah dapat kamar, kami bilang kamar untuk anak magang penuh kami tidurnya di guess house. Tetiba Pak Fir ngotot dong “Loh ngapain kalian tinggal disitu, wes pindah aja nanti aku bilang Bu Med (ini yang bagian ngurus anak magang gitu lah ) buat cariin kamar. Malam ini juga siap-siap o pindah ke mess”. Kami bingung bagaimana memindahkan koper dan barang-barang kami yang banyak ini dari ujung ke ujung. Gak lama ada mobil dateng, Pak Fir ngobrol bentar sama orang yang di mobil, gak lama kami ditawarin numpangi barang ke bagasi.
Saat perjalanan ke mess kami berkenalan dengan orang-orang didalam mobil, Ada Bu Media dan Pak Suyut (Pak Suyut ini juga alumni BP UB). “Kenapa gak langsung ke mess aja ?” Tanya Bu Media. “Tadi ada bapak-bapak bilang messnya penuh jadi kita disuruh tinggal di guess house” Kataku. “Siapa yang bilang, wong mess ada yang kosong dan itu kita siapin buat anak UB yang hari ini datang”. Kami diam. Di mess, ada anak-anak magang dari beberapa Univ: Padjajaran (Dinda dan Elang), Unram (Pande, Uma, Oming), Udayana (Emi, dkk maapkan kakak lupa nama kalian L), dan ada anak-anak SMK.

Hari Pertama Magang, Kita disambut saat apel pagi, setelah itu kita keliling balai untuk pengenalan lokasi kerja. Setelah itu pembagian sistematika kerja. Karena aku ambil pembenihan, lokasi kerjaku di Nucleus Center (Inti-nya Balai). Kenapa kok inti ? karena ditempat ini bibit mulai diadakan. Di Nucleus Center ini ada beberapa divisi kerja mulai dari pemeliharaan induk, perkawinan, pemijahan, penebaran Post-Larva, hingga kultur plankton. Aku lupa hari pertamaku kerja itu ngapain hehe...


Salah satu sudut dari Nucleus Center

Hari berlalu, dan pekerjaan mulai beraaat. Pagi kasih makan larva – indukan, siang cuci bak, nanti sore persiapan perkawinan indukan, dan seterusnya. Sampai pernah ya dalam satu hari aku nyuci 8 bak (bundar diameter 3-4 m), belum lagi nyuci pak penebaran larva yang gedenya 6x10 m, nyuci perkakas yang buat penetasan telur dan kultur plankton, terus nimbang cacing lur (tau gak cacing muara ini panjang banget warna putih dan ada kayak kakinya gitu banyak) itu aku pegang langsung loh astagaaa. Tapi ga berat karena kita ngerjainnya sambi bercandaan mulu.


Penampakan di Nucleus Center

Satu lagi yang aku paling bikin teman-teman repot adalah, cek kualitas air. Pengecekan kualitas air ini aku ambil di jam krusial (jam 3 pagi dan jam 1 siang. Nah repotnya itu di jam 3, dengan diriku yang penakut ini gak mungkin aku harus masuk ke nucleus center yang sangat besar itu sendiri. Jadinya aku selalu bangunin pande jam 3, aku gedor-gedorin pintu kamarnya biar dia bangun dan anterin aku, iming-imingnya adalah: data kualitas air lengkap dengan tabel dan grafiknya hahaha (Btw pande emang baik banget, sabar gak pernah marah, tapi usil apalagi kalo sama stef).
Untuk urusan makan, aku berterimakasih kepada tante stef yang udah bawain kita kompor mini + wajan + magic com + beras + telur (lengkap). Selain itu ada kantin, untuk makan siang kami bisa beli di kantin dan makan bersama para staf. Makan malam? Karena gak mungkin tiap harinya kita makan nasi + telur, ya mau gak mau kalo bosan kita harus keluar dari balai dan ke kota buat cari makan dan kebutuhan lain. FYI, dari balai ke kota itu sekitar 40menit perjalanan ditambah pakai kendaraan pribadi dan kalo malam gak ada lampu jalan (karena di bali rata-rata lampu hanya ada di rumah dan teras di jalan jarang, katanya memang untuk menciptakan suasana yang hening dan tenteram). Mesti drama juga melewati jalanan gang balai yang penuh krikil jadi gak bisa ngebut sudah begitu gelap, banyak semak-semak, anjing yang tau tau duduk ditengah jalan, dan HUTANNN. 
Pernah kan waktu itu kita ke kota bareng-bareng trs pulangnya ga bareng karena aku harus beli sesuatu sama stef dan itu udah magrib. Taunya di jalan udah gelap eh gerimis pula terus aku pula yang bonceng karena stef gak biasa pake matic. Yaudahlah mulut ini gak berhenti komat-kamit segala surat aku baca demi dilindungi oleh Yang Kuasa :’). Tibalah kita di gang kampret yang jalanannya berbatu dan penuh hutan ini, nyaliku udah hilang gatau kemana. Pokoknya kita ngobrol aja kalo ga gitu ya nyanyi biar ga creepy amat. Takut banget tiada tara terus pas ditengah jalan ada cahaya motor trs merepet ke kita, siapa nih motor r15 kereng amat suaranya. Pas dibuka helmnya tenyata itu, bliii Agus. Ya Allah selamat aku karena ada orang balai, btw saat itu bli kebagian shift malam dan harus nginep balai.

Bersambung,
PS: Capek ya ternyata ngetik itu, gak kerasa skripsi 90 lembar juga hasil ketikan ini tangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hunting Buku di Kampung Ilmu

Untungnya Ada Mereka

Unforgetable Moment: UPT PBAB BANGIL (28 Juli - 12 Agustus)